jeudi 15 décembre 2011

Renungan Siang

*surat dari gadis berumur 15

tahun yg membuat ayahnya

tercengang.*

Kisah ini terjadi di suatu pagi

yang cerah, yaa.. mungkin tidak

begitu cerah untuk seorang ayah yang kebetulan memeriksa kamar putrinya...

... Dia mendapati kamar itu sdh

rapi, dengan selembar amplop

bertuliskan untuk ayah di atas

kasurnya.. perlahan dia mulai

membuka surat itu...

Ayah tercinta,

Aku menulis surat ini dengan

perasaan sedih dan sangat

menyesal.

Saat ayahmembaca surat ini, aku telah pergi meninggalkan rumah.

Aku pergi bersama kekasihku, dia cowok yang baik, setelah

bertemu dia.. ayah juga pasti

akan setuju meski dengan tatto2 dan piercing yang melekat di tubuhnya, juga dengan motor bututnya serta rambut gondrongnya.

Dia sudah cukup dewasa

meskipun belum begitu tua (aku

pikir jaman sekarang 42 tahun

tidaklah terlalu tua). Dia sangat

baik terhadapku, lebih lagi dia

ayah dari anak di kandunganku

saat ini. Dia memintaku untuk

membiarkan anak ini lahir dan

kita akan membesarkannya

bersama.

Kami akan tinggal berpindah-

pindah, dia punya bisnis

perdagangan extacy yang sangat luas, dia juga telah meyakinkanku bahwa marijuana itu tidak begitu buruk. Kami akan tinggal bersama sampai maut memisahkan kami.

Para ahli pengobatan pasti akan

menemukan obat untuk AIDS jadi dia bisa segera sembuh. Aku tahu dia juga punya cewek lain tapi aku percaya dia akan setia padaku dgn cara berbeda.

Ayah.. jangan khawatirkan

keadaanku. Aku sudah 15 tahun

sekarang, aku bisa menjaga diriku. Salam sayang untuk kalian semua. Oh iya, berikan bonekaku untuk adik, dia sangat

menginginkannya.

----

Masih dengan perasaan

terguncang dan tangan

gemetaran, sang ayah membaca lembar kedua surat dari putri tercintanya itu...

LEMBAR KEDUA..

Ayah... tidak ada satupun dari

yang aku tulis di atas itu benar,

aku hanya ingin menunjukkan ada ribuan hal yg lebih mengerikan daripada nilai

raportku yg buruk. Kalau ayah

sudah menandatangani raportku

di atas meja, panggil aku ya...

Aku tidak kemana2 saat ini aku ada di rumah sebelah..







Papa: Jangan...jangan sekali2 kamu melamar dia...(sambil berbisik) dia itu adik mu...



Joni: Astaga Papa...



Esoknya...



Joni: Pa...gimana kalau aku melamar Juleha anak Pak Tukimin yang di depan rumah kita??



Papa: Jangaaaannn...(sambil berbisik) dia juga adik kamu...



Joni: Papa parah...



Joni jadi uring-uringan...

Akhirnya Joni menceritakan hal itu kepada Mama...



Mama: Ga masalah kamu mau pilih Shinta atau Juleha... yang manapun boleh jadi istri kamu



Joni: Tapi mereka kan anak Papa juga...



Mama: Tenang aja...kamu bukan anak Papa kok..



Joni: Thx mom





Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Aucun commentaire:

Enregistrer un commentaire